Minggu, 14 Februari 2021

Anxiety

 Minggu, 14 Februari 2021


Sedari tadi maghrib hujan angin mulai menghempaskan percikan air ke atap dan tembok luar kos-kosan. Sedari hari ini juga kepikiran kalau besok udah senin. Sabtu adalah hari libur yang sesungguhnya.

     Kalau aku bertahan, aku tidak sanggup menampung sedikit kebencian yang nantinya akan menenggelamkanku kedalam kekalutan emosi. Berniat untuk cuti pun aku sangat sangsi karena setelahnya kerjaanku akan menumpuk dan membuat stress mark yang sama seperti sebelum aku cuti. Mencari kerja pun aku juga harus memecah fokus karena mencuri waktu kerjapun harus memperhitungkan waktu yang terbuang untuk mengerjakan pekerjaan yang harus diselesaikan hari itu juga. 

    Terlepas dari ketidakbetahan itu. Aku juga berundi pada nasibku setelah keluar dari sini. Aku lebih yakin keluar daripada bertahan. Take some legit rest. 

   Tidak seperti temanku Adi yang satu divisi. Aku tidak ada jangkar untuk tetap membuatku bertahan disini. He have motivation here. I am not at all. Everything so plain. 

    Setelah semua effort yang aku jalankan dan feedback yang tidak terlalu baik. I am so disappointed. Karena aku melihat banyak sekali pegawai tetap yang pekerjaannya kurang baik tetapi dipertahankan dan bahkan aku lebih heran kenapa diangkat menjadi pegawai tetap sedangkan aku dan temanku Adi, tidak. 

   Semoga dipertemukan dengan pekerjaan yang lebih baik.